6berkatalah Ribka kepada Yakub, anaknya :
"Telah kudengar ayahmu berkata kepada Esau, kakakmu: 7Bawalah bagiku seekor binatang buruan dan olahlah
bagiku makanan yang enak, supaya kumakan, dan supaya aku memberkati engkau di
hadapan TUHAN, sebelum aku mati. 8Maka sekarang, anakku,
dengarkanlah perkataanku seperti yang kuperintahkan kepadamu. 9Pergilah
ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak kambing yang baik,
maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang
digemarinya. 10Bawalah itu kepada ayahmu, supaya dimakannya, agar dia
memberkati engkau, sebelum ia mati."
11Lalu kata Yakub
kepada Ribka, ibunya: "Tetapi Esau, kakakku, adalah seorang yang berbulu
badannya, sedang aku ini kulitku licin. 12Mungkin
ayahku akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau
memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk
atas diriku dan bukan berkat." 13Tetapi ibunya berkata
kepadanya: "Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja
perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu."
Kejadian 27:6-13
Ribka melakukan kesalahan fatal ketika dia mengatakan
kepada Yakub bahwa dia yang akan menanggung kutuk tersebut dan bukan Yakub
sendiri. Ini yang disebut oleh John
Dewey sebagai “miseducative experience”
yaitu dimana pengalaman justru membawa kepada orang tidak belajar secara positif. Apa yang dilakukan Ribka ini memformasi dalam
diri Yakub suatu pembelajaran negatif dimana Yakub belajar menjadi orang yang
tidak bertanggungjawab. Kemungkinan
sekali ini bukan pertama kalinya Ribka menginisiasi miseducative experience dalam interaksinya dengan Yakub. Mungkin sekali miseducative experience seperti ini sudah terjadi berulang
kali. Tiap kali ada sesuatu yang
beresiko, Ribka akan selalu menjadi penanggungjawab, dan tidak membiarkan Yakub
terluka atau mengalami kesulitan apapun.
Alasan yang membuat Ribka melakukan hal tersebut adalah alasan klasik,
yaitu Ribka sangat mengasihi Yakub.
Alasan Ribka ini sangat bisa dipahami dan sangatlah manusiawi. Tetapi tindakan Ribka justru akan
menjerumuskan Yakub kepada kesulitan yang lebih hebat di masa yang akan datang,
khususnya ketika Yakub telah mandiri.
Tanggungjawab adalah salah satu karakter penting yang
sangat perlu dimiliki oleh setiap orang.
Tanpa ada karakter tanggungjawab di dalam diri seseorang maka orang ini
akan berpotensi besar sekali membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Orang yang tidak bertanggungjawab akan
memilih untuk lari setelah dia melakukan kesalahan. Karena dia tidak ada keberanian untuk
menanggung resiko atas perbuatannya.
Maka apapun yang dilakukannya merupakan tindakan yang tidak dipikirkan
resikonya sebelumnya. Jika hasil dari
perbuatannya membawa kepada hal yang buruk, maka dia akan lari darinya. Ada macam-macam cara lari dari tanggungjawab. Lari secara literal adalah salah satu
cara. Cara kedua adalah melempar
tanggungjawab kepada orang lain dengan cara mencari kambing hitam. Ornag yang tidak bertanggungjawab akan
melemparkan kesalahan kepada orang lain seakan semua perbuatan dia adalah
disebabkan oleh orang lain yang memaksa dia melakukannya sehingga dia tidak ada
pilihan selain melakukan hal yang negatif.
Banyak sekali cerita mengenai para kriminal yang mempersalahkan orang
tuanya atau pasangannya atau temannya atau keadaan hidup yang memaksa dia
melakukan tindak kriminal.
Mengkambinghitamkan orang lain adalah cara yang sangat efektif dan
termasuk yang paling merusak. Misal ada
orang yang merampok, lalu tertangkap.
Ketika di pengadilan, pembelaan dia adalah dia terpaksa merampok karena
negara tidak memperhatikan dia yang miskin.
Kesalahan tindakan perampokan diletakkannya di atas negara yang dianggap
tidak memberikan subsidi kepada orang sepertinya yang miskin. Maka merampok
menjadi tindakan yang terijinkan karena situasi, dalam pikiran dia. Ini tipikal manusia berdosa, tipikal manusia
yang tidak bertanggungjawab. Karakter
ini adalah satu karakter yang sangat penting dalam kehidupan. Tetapi karakter ini adalah karakter yang
ditunjukkan di Alkitab sebagai karakter yang hilang pertama kali setelah
kejatuhan ke dalam dosa. Adam
mempersalahkan Hawa dan Tuhan. Hawa
mempersalahkan ular. Adam dan Hawa tidak
bertanggungjawab atas pelanggaran yang mereka lakukan.
Dalam teks di atas ditemukan
pendidikan yang tidak baik dilakukan oleh Ribka. Karena dia terlalu sayang kepada Yakub maka
dia tidak mau Yakub menanggung penderitaan dan kesulitan. Maka Ribka pasang badan dimana jika ada
kesulitan maka Ribka mau menjadi penanggungjawabnya. Maka di dalam kehidupan Yakub kita melihat
Yakub menjadi orang yang memang kurang bertanggungjawab. Terlihat pula bagaimana Ishak dan Yakub juga
melindungi Yakub ketika Esau marah besar atas kelakuan Yakub yang menipu
ayahnya dan mencuri berkat dari ayahnya.
Maka Yakub lari ke Haran dan tidak menghadapi Esau sebagaimana
seharusnya. Sampai Yakub kembali ke
Kanaan pun dia tetap tidak mau menghadapi Esau.
Disini kita bisa melihat bahwa model yang tidak bertanggungjawab membawa
kepada pembelajar menjadi tidak bertanggungjawab pula.
Dan apa yang sebaliknya juga
merupakan kemungkinan, yaitu model yang bertanggungjawab akan berpotensi
membawa kepada pembelajar yang bertanggungjawab. Semakin banyak model yang menunjukkan bahwa
dia bertanggungjawab, maka semakin besar potensi untuk pembelajar menjadi orang
yang bertanggungjawab. Model orang-orang
yang bertanggungjawab merupakan modal dasar untuk pembelajar memiliki landasan
untuk diri sendiri memilih bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya,
walaupun ada kesulitan yang harus dihadapi.
Modal ini jika dibarengi dengan instruksi yang bijaksana hasilnya akan
jauh lebih baik. Dengan model yang baik
dan instruksi yang tepat pembelajar dapat menginternalisasi karakter
tanggungjawab di dalam dirinya. Contoh
model yang baik adalah Daud. Walaupun
tindakannya berzinah dengan Betsyeba dan pembunuhan terhadap Uriah adalah
contoh yang sangat buruk, tetapi Daud tidak lari dari tanggungjawab. Ketika Nabi Natan mengkonfrontasi Daud atas
perintah Tuhan, Daud tidak mempersalahkan orang lain ataupun keadaan. Daud langsung mengakui kesalahan dia dan
bertobat saat itu juga.
Sebagai orang tua atau guru atau
peran apapun, bagaimana kita bertanggungjawab akan menjadi model yang dilihat
dan dicontoh oleh generasi penerus. Bagaimana
model yang kita berikan sinkron dengan instruksi yang kita katakan juga akan
menjadi modal pemikiran generasi penerus kita.
Sendiri menghidupi apa yang kita instruksikan adalah landasan yang
penting sekali dalam modal bagi anak kita atau anak didik kita untuk oleh
menjadi orang yang bertanggungjawab. Janganlah kita
melangkah secara salah dan justru menimbulkan miseducative experience seperti yang Ribka lakukan kepada Yakub.
No comments:
Post a Comment